A.
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Timah hitam ( Pb )
merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan
titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Senyawa
Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang
penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin
dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb
tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C.
Karena daya penguapan kedua
senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur
lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar
P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik
didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti
senyawa holegen asam atau oksidator.
Gambar 1. Timah hitam |
B.
SUMBER DAN DISTRIBUSI
Pembakaran Pb-alkil sebagai
zat aditif pada bahan bakar kendaraan bermotor merupakan bagian terbesar dari
seluruh emisi Pb ke atmosfer berdasarkan estimasi skitar 80–90% Pb di udara
ambien berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat dengan
tempat lain karena tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi
upaya untuk mereduksi kandungan pb pada bensin.
Penambangan dan peleburan
batuan Pb di beberapa wilayah sering menimbulkan masalah pencemaran Tingkat
kontaminasi Pb di udara dan air sekitar wilayah tersebut tergantung pada jumlah
Pb yang diemisikan tinggi cerobong pembakaran limbah topografi dan kondisi
lokal lainnya. Peleburan Pb sekunder, penyulingan dan industri senyawa dan
barang-barang yang mengandung Pb, dan insinerator juga dapat menambah emisi Pb
ke lingkungan.
Karena batubara seperti
juga mineral lainnya (batuan dan sedimen) pada umumnya mengandung Pb kadar
rendah, maka kegiatan berbagai industri yang terutama menghasilkan besi dan
baja peleburan tembaga dan pembakaran batubara, harus dipandang sebagai sumber yang
dapat menambah emisi Pb ke udara. Penggunaan pipa air yang mengandung Pb di
rumah tangga terutama pada daerah yang kesadahan airnya rendah (lunak) dapat
menjadi sumber pemajanan Pb pada manusia.
Demikian juga didaerah
dengan banyak rumah tua yang masih menggunakan cat yang mengandung Pb dapat
menjadi sumber pemajanan Pb.
Gambar 2. Emisi Timah hitam berasal dari industri |
C.
DAMPAK KETIDAKNORMALAN KADAR TIMAH HITAM
(Pb)
1. Terhadap
Kesehatan Manusia
Pemajanan Pb dari industri telah banyak tercatat tetapi
kemaknaan pemajanan di masyarakatvluas masih kontroversi, Kadar Pb di alam
sangat bervariasi tetapi kandungan dalam tubuh manusia berkisar antara 100–400
mg. Sumber masukan Pb adalah makanan terutama bagi mereka yang tidak bekerja
atau kontak dengan Pb Diperkirakan rata-rata masukkan Pb melalui makanan adalah
300 ug per hari dengan kisaran antara 100–500 mg perhari. Rata-rata masukkan
melalui air minum adalah 20 mg dengan kisaran antara 10–100 mg. Hanya sebagian
asupan (intake) yang diabsorpsi melalui pencernaan. Pada manusia dewasa
absorpsi untuk jangka panjang berkisar antara 5–10% bila asupan tidak
berlebihan kandungan Pb dalam tinja dapat untuk memperkirakan asupan harian
karena 90% Pb dikeluarkan dengan cara ini.
Kontribusi Pb di udara terhadap absorpsi oleh tubuh
lebih sulit diperkirakan. Distribusi ukuran partikel dan kelarutan pb dalam
partikel juga harus dipertimbangkan biasanya kadar pb di udara sekitar 2 mg/m3
dan dengan asumsi 30% mengendap disaluran pernapasan dan absorpsi sekitar 14
mg/per hari. Mungkin perhitungan ini bisa dianggap terlalu besar dan partikel
Pb yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor ternyata bergabung dengan filamen
karbon dan lebih kecil dari yang diperkirakan walaupun agregat ini sangat kecil
(0,1 mm) jumlah yang tertahan di alveoli mungkin kurang dari 10%. Uji kelarutan
menunjukkan bahwa Pb berada dalam bentuk yang sukar larut.
Hampir semua organ tubuh mengandung Pb dan kira-kira 90%
dijumpai di tulang, kandungan dalam darah kurang dari 1% kandungan dalam darah
dipengaruhi oleh asupan yang baru (dalam 24 Jam terakhir) dan Oleh pelepan dari
sistem rangka. Manusia dengan pemajanan rendah mengandung 10–30 mg Pb/100 g
darah Manusia yang mendapat pemajanan kadar tinggi mengandung lebih dari 100
mg/100 g darah kandungan dalam darah sekitar 40 mg Pb/100g dianggap terpajan
berat atau mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau tidak terdeteksi tanda-tanda
keluhan keracunan.
Terdapat perbedaan tingkat kadar Pb di perkantoran dan
pedesaan wanita cenderung mengandung Pb lebih rendah dibanding pria, dan pada
perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. Gejala klinis keracunan timah
hitam pada individu dewasa tidak akan timbul pada kadar Pb yang terkandung
dalam darah di bawah 80 mg Pb/100 g darah namun hambatan aktivitas enzim untuk
sintesa haemoglobin sudah terjadi pada kandungan Pb normal (30–40 mg).
Timah Hitam berakumulasi di rambut sehingga dapat
dipakai sebagai indikator untuk memperkirakan tingkat pemajanan atau kandungan
Pb dalam tubuh Anak-anak merupakan kelompok risika tinggi Menelan langsung
bekas cat yang mengandung Pb merupakan sumber pemajanan, selain emisi industri
dan debu jalan yang berasal dari lalu lintas yang padat mungkin keracunan Pb
ada juga hubungannya dengan keterbelakangan mental tetapi belum ada bukti yang
jelas.
Senyawa Pb organik bersifat neurotoksik dan tidak
menyebabkan anemia Hampir semua Pb–tetraetil diubah menjadi Pb Organik dalam
proses pembakaran bahan bakar bermotor dan dilepaskan ke udara. Pengaruh Pb
dalam tubuh belum diketahui benar tetapi perlu waspada terhadap pemajanan
jangka panjang Timah Hitam dalam tulang tidak beracun tetapi pada kondisi
tertentu bisa dilepaskan karena infeksi atau proses biokimia dan memberikan
gejala keluhan garam Pb tidak bersifat karsiogenik terhadap manusia.
Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan
gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan
menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan
dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut.
Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah
sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang dan gangguan
penglihatan.
2. Terhadap
Ekosistem dan Lingkungan
Timbal atau timah hitam dapat merusak lingkungan.
Lingkungan akan tampak terlihat berdebu, kotor akibat asap pembuangan kendaraan
bermotor yang pada umumnya mengandung Pb (Santi, 2001).
3. Terhadap
Tumbuhan
Dampak Pb
bagi tanaman belum diketahui secara khusus. Namun, Pb dapat mengendap di dalam tanaman.
4. Terhadap
Hewan
Pada
hewan contohnya anak sapi umumnya keracunan timbal memperlihatkan gejala:
dungu, tidak nafsu makan, dyspnoe, kolik dan diare yang kadang-kadang diikuti
konstipasi. Menurut Christian dan Tryphonas (1971) gejala klinis yang muncul
pada anak sapi yang keracunan Pb adalah depresi susunan syaraf pusat, kebutaan,
menguak dan berlari seperti bingung, menekankan kepala dan anorexia.
Gejala
klinis keracunan Pb pada sapi dewasa antara lain akibat gangguan pada syaraf:
dungu, buta, jalan berputar (Buck, 1970; Christian dan Tryphonas, 1971),
terdapat gerakan kepala dan leher yang terus menerus, gerakan telinga dan
pengejapan katup mata (Henderson, 1979). Gejala yang timbul akibat gangguan
pada gastrointestinal adalah : statis rumen dan anorexia (Christian dan
Tryphonas, 1971).
5. Terhadap
Material
Belum diketahui dampak Pb terhadap material secara
signifikan.
D.
PENGENDALIAN
1 PENCEGAHAN
1.1
Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada
cerobong asap.
b) Memodfikasi pada proses
pembakaran.
1.2
Manusia
Apabila kadar timah hitam dalam udara ambien telah
melebihi baku mutu (2 ug/Nm3 dengan waktu pengukuran 24 jam) maka untuk
mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :
a) Menggunakan alat
pelindung diri seperti masker.
2. PENANGGULANGAN
a) Memperbaiki alat yang
rusak
b) Bila terjadi keracunan
maka lakukan :
· Pemberian pengobatan.
· Kirim segera ke rumah
sakit atau puskesmas terdekat.
Sumber :
http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF (diakses pada tanggal 22 Februari 2014 pukul
09.39)
http://elsari.wordpress.com/2010/02/06/dampak-pencemaran-udara-terhadap-lingkungan-dan-manusia/(diakses
pada tanggal 23 Februari 2014 pukul 22.34)
(Gambar 1 diakses
pada tanggal 23 Februari 2014 pukul 22.24)
(Gambar 2 diakses
pada tanggal 23 Februari 2014 pukul 22.26)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar