Gas rumah kaca
merupakan suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus
atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan
bumi.Singkatnya kumpulan gas yang menghalangi sinar pantulan dari bumi disebut
dengan gas rumah kaca (green house gases), sedangkan efek yang
ditimbulkan oleh gas rumah kaca ini disebut dengan efek rumah kaca (green
house effect).
Keberadaan gas rumah
kaca di atmosfer seperti selimut yang membuat bumi tetap hangat.Secara alami,
konsentrasi gas rumah kaca sebenarnya berubah setiap saat yang diikuti dengan
berubahnya iklim.Periode ketika iklim menjadi hangat menunjukkan bahwa
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer saat itu tinggi, sedangkan periode
ketika iklim menjadi lebih dingin menunjukkan bahwa konsentrasi gas rumah kaca
di atmosfer adalah rendah.Perubahan tersebut sebenarnya merupakan siklus alami
yang terjadi dalam skala waktu ribuan bahkan jutaan tahun setiap periode.Gas
Rumah Kaca memiliki kemampuan
menyerap radiasi infra merah yang berasal dari radiasi terestrial, awan, atau
dari atmosfer. Alaminya, keberadaan gas rumah kaca sangat penting untuk
mempertahankan suhu bumi tetap hangat. Akan tetapi, jika konsentrasinya
melebihi batas normal, gas-gas ini dapat menyebabkan terjadinya pemanasan di
permukaan bumi yang berimbas pada kenaikan temperatur permukaan bumi.
A. Sumber Gas Rumah Kaca
Atmosfer bumi terdiri dari berbagai lapisan,
yaitu berturut-turut dari lapisan bawah ke atas adalah troposfer, stratosfer,
mesosfer, dan termosfer.Troposfer adalah lapisan terendah yang tebalnya
kira-kira sampai dengan 10 kilometer di atas permukaan bumi.Dalam troposfer ini
terdapat gas-gas rumah kacayang dapat terbentuk secara alami maupun
sebagai akibat pencemaran.Gas Rumah Kaca (GRK) yang berada di atmosfer
(troposfer) dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan
dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada
pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.Selain itu
Gas Rumah Kaca juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta
aktivitas pertanian dan peternakan.Dalam Protokol Kyoto, ada enam gas rumah
kaca yang dikategorikan berbahaya sehingga emisinya harus dapat dikendalikan.
Keenam gas tersebut adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
nitrous oksida (N2O), sulfur heksafluorida (SF6),
perfluorokarbon (PFC), dan hidrofluorokarbon (HFC). Selain keenam gas tersebut,
ada beberapa gas lain yang juga dapat memberikan kontribusi pada pemanasan
global, yaitu uap air (H2O) dan ozon troposferik (O3).
Gas rumah kaca bersifat tidak reaktif (inert) dan memiliki waktu tinggal yang
sangat lama di atmosfer (dapat mencapai ratusan tahun). Oleh karena itu, gas
ini dapat bertahan sangat lama di atmosfer dan bersifat akumulatif sehingga
efek rumah kaca yang diakibatkan akan sangat berbahaya jika emisinya tidak
terkendali.
- Karbondioksida (CO₂)
K Karbon dioksida (rumus
kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa
kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer
bumi. Karbon dioksida di atmosfer
bumi dianggap sebagai gas kelumit dengan konsentrasi sekitar 385 ppm
berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan massa. Massa atmosfer
bumi adalah 5,14×1018 kg, sehingga
massa total karbon dioksida atmosfer adalah 3,0×1015 kg (3.000
gigaton). Konsentrasi karbon dioksida bervariasi secara musiman. Di wilayah perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara
umum lebih tinggi, sedangkan di ruangan tertutup, ia dapat mencapai 10 kali
lebih besar dari konsentrasi di atmosfer terbuka.
Kenaikan
konsentrasi gas CO₂ ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan
bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut
untuk mengabsorbsinya.
- Metana (CH₄)
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4 .Metana murni tidak berbau, tapi jika
digunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang
untuk
mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi. Sebagai komponen utama gas
alam ,
metana adalah sumber bahan bakar utama.
Metana yang merupakan komponen utama gas
alam juga
termasuk gas rumah kaca.Merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas
20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama
produksi dan transportasi batu bara , gas alam , dan minyak bumi . Metana juga dihasilkan dari pembusukan
limbah organik di tempat pembuangan sampah ( landfill), bahkan dapat keluarkan oleh
hewan-hewan tertentu, terutama sapi , sebagai produk samping dari pencernaan. Gas ini efeknya lebih parah daripada CO₂, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit
dibanding CO₂,
sehingga dampaknya tidak sebesar CO₂.
Setengah
dari waktu hidup metana di atmosfer adalah selama 6 tahun. Jumlah metana di
atmosfer pada tahun 1998 adalah 1745 ppb, meningkat dari konsentrasi pada tahun
1750 sebesar 700 ppb. Tahun 2008, konsentrasi metana yang cenderung konstan
sejak tahun 1998 meningkat menjadi 1800 ppb, dan tahun 2010 di kutub utara
mencapai 1850 ppb. Berdasarkan penelitian pada tahun 1995, sumber emisi metana
sebesar 60 % berasal dari aktivitas manusia yang meliputi pertanian, pertambangan
mineral, pengolahan lahan, dan sistem minyak dan gas bumi. Sebanyak 40 %
sisanya berasal dari emisi sumber-sumber alam, terutama lahan basah, dan hidrat
gas.
- Nitrogen Oksida (N₂O)
Nitrogen
oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat.Sumber N2O berasal dari
lahan, pembakaran biomassa, kegiatan pertanian, dan proses industri.Nitrogen
oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari
karbondioksida.Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan
masa pre-industri.
N2O
di atmosfer memiliki waktu hidup yang relatif lama (diperkirakan mencapai 120
tahun, IPCC 2006) , serta memilki kapasitas penyerapan energi (radiasi matahari
dalam bentuk gelombang pendek) yang tinggi per molekul.
- Chloro-Fluoro-Carbon (CFC)
CFC atau yang disebut sebagai Freon merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar
dan tidak terlalu toksik .Gas ini dihasilkan oleh
pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti kulkas, AC, dll. Gas ini
selain mampu menahan panas juga mampu mengurangi lapisan ozon, yang berguna
untuk menahan sinar ultraviolet masuk ke dalam bumi. Pada lapisan
atmosfir yang tinggi, ikatan C-Cl akan terputus menghasilkan radikal-radikal
bebas klorin. Radikal-radikal inilah yang merusak ozon.CFC sekarang ini telah
digantikan oleh senyawa-senyawa yang lebih ramah lingkungan.
- Hidro-Fluoro-Carbon (HFCs)
HFCs ini juga disebut sebagi Freon. Gas ini
juga dihasilkan oleh pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti
kulkas, AC, juga terbentuk selama manufaktur
berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan
tempat duduk di kendaraan dan dapat menimbulkan pemanasan global.
- Sulfur Heksafluorida (SF₆)
Konsentrasi gas ini di
atmosfer meningkat dengan sangat cepat,
walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu
menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah dikenal
sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum
teridentifikasi.
Selain keenam gas rumah kaca itu ada juga gas rumah
kaca lainnya seperti :
- Uap Air
Gas rumah kaca yang paling
banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut,
danau dan sungai.Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan
bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca.Konsentrasi uap
air berfluktuasi secara regional, dan aktifitas manusia tidak secara langsung
mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.Dalam model iklim,
meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas
antropogenik akan menyebabkan meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan
meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan
kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus
berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan).Oleh karena
itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan
manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO₂.Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat
secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.Semakin
meningkatnya suhu bumi, maka air (laut, danau, dll) akan semakin banyak yang
menguap dan menambah jumlah uap air di atmosfer, dengan kondisi demikian suhu
bumi pun akan semakin meningkat, karena uap air juga merupakan gas rumah kaca.
- Nitrogen triflorida (NF3)
NF₃
merupakan salah satu satu gas yang lebih berbahaya karena ratusan kali lebih kuat menyimpan
panas daripada karbon dioksida dan bersumber dari teknologi
layar flat-panel.Kadar nitrogen triflorida di udara diperkirakan
meningkat empat kali lipat beberapa tahun terakhir dan 30 kali lipat sejak
1978. Namun, peningkatan tersebut hanya menyumbang 0,04 persen dari total efek
pemanasan global yang disebabkan oleh karbon dioksida. Gas ini biasanya
digunakan sebagai semacam pembersih pada industri manufaktur televisi dan
monitor komputer serta panel.Nitrogen triflorida yang dihitung dengan skala
bagian per triliun di udara selama ini memang dianggap ancaman tak berarti.Menurut
profesor geofisika Ray Weiss di Lembaga Oseanografi, upaya awal untuk
mengetahui jumlah gas tersebut di udara memang diremehkan mengingat jumlahnya
yang tak terlalu besar
- Sulfur dioksida (SO₂)
- Nitrogen monoksida (NO)
Gambar 1 NO di udara |
B .Proses Terjadinya Gas Rumah Kaca
Proses terjadinya efek
gas rumah kaca, yaitu sinar matahari memancarkan radiasi ultraviolet ke bumi yang akan diterima oleh bumi dan
dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Atmosfer akan meneruskan
radiasi inframerah ini ke luar angkasa. Namun, dengan adanya gas rumah kaca
yang terperangkap di atmosfer akan menyebabkan dipantulkannya kembali radiasi
inframerah ini ke bumi. Ditambah dengan radiasi ultraviolet dari matahari, maka
akan menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi.
Atmosfer adalah lapisan dari berbagai macam
gas yang menyelimuti bumi, dan merupakan mesin dari sistem iklim secara
fisik.Ketika pancaran/radiasi dari matahari yang berupa sinar tampak atau
gelombang pendek memasuki atmosfer, beberapa bagian dari sinar tersebut
direfleksikan atau dipantulkan kembali oleh awan-awan dan debu-debu yang
terdapat di angkasa, sebagian lainnya diteruskan ke arah permukaan daratan.Kurang
lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke angkasa
dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain
di atmosfer.Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan.Proses pancaran
sinar matahari dari angkasa menembus atmosfer sampai menuju permukaan bumi
hingga dapat kita rasakan suhu bumi menjadi hangat disebut efek rumah kaca.
Tanpa ada efek rumah kaca di sistem ikim bumi, maka bumi menjadi tidak layak
dihuni karena suhu bumi terlalu rendah (minus). Sinar matahari yang tidak
terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke
angkasa. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sinar tampak adalah gelombang
pendek, setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang
berupa energi panas (sinar inframerah), yang kita rasakan.Namun sebagian dari
energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke
angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya
(komposisinya berlebihan). Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas
keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer)
atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang
cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu,
akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi .
Gambar 2 Gas Rumah Kaca |
C.
Dampak Gas Rumah Kaca
- Iklim di Bumi Menjadi Tidak Stabil
Akibat
meningkatnya suhu permukaan bumi maka sebagan gunung-gunung es telah mencair
dan mengakibatkan kenaikan air laut. Hal ini juga menyebabkan daerah-daerah
yang dulunya mengalami kejadian salju ringan mungkin dimasa mendatang tidak
akan mengalaminya lagi. Temperatur pada saat musim kemarau maupun musim dingin
akan terasa meningkat, bahkan sekarang di daerah perkotaan sudah bisa dirasakan
panasnya suhu meskipun sedang musim penghujan. Selain itu, kondisi ini juga
berdampak pada molekul air yang akan semakin cepat mengalami penguapan dari
permukaan tanah dan bukan tidak mungkin cuaca pun akan semakin ekstrim sehingga
akan lebih sering terjadi badai, putting beliung maupun banjir.
- Peningkatan Permukaan Air Laut
Mencairnya
gunung-gunung es yang berada di kutub belakangan ini brdampak pada meningginya
permukaan air laut antara 10 – 25 cm selama abad 20 dan diprediksi akan terjadi
peningkatan air laut hingga 8 – 99 cm pada abad 21. Hal ini dapat memicu
terjadinya erosi pada tebing pesisir pantai, semakin sering terjadi banjir rob,
mengancam kepunahan ekosistem di laut maupun di darat bahkan bias
menenggelamkan beberapa pulau di dunia.
- Krisis Pangan
Dengan
adanya kejadian ini, menyebabkan bumi dalam kondisi yang lebih hangat.Ada
beberapa daerah yang diuntungkan namun lebih banyak daerah yang mendapatkan
dampak negative. Namun pada dasarnya tanaman-tanaman yang ada di bumi baik
berupa tanaman pangan ( sayur, buah ) maupun tanaman kayu berpotensi lebih
besar mendapat gannguan dari serangan hama dan penyakit
- Gangguan Ekologis
Sebagai
bentuk keberlanjutan manusia dalam mengekspansi bumi ini maka akan
mengakibatkan hewan dan tumbuh-tumbuhan menjadi mahkluk hidup yang paling
terancam dalam perkembangan efek rumah kaca. Banyak jenis makhluk hidup akan
terancam punah akibat perubahan iklim dan gangguan pada kesinambungan wilayah
ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu karang akan kehilangan warna akibat
cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti
memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di enam
wilayah bumi pada 2050.Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi
(Jhamtani, 2007).
Terutama yang termasuk kedalam kelompok
stenotermal yang memiliki daya toleransi atau kisaran suhu yang sempit.Berbeda
dengan hewan eurytermal yang memiliki kisaran toleransi suhu yang luas (Swasta,
2003).
Terumbu karang memiliki peranan penting bagi
keanekaragaman organisme laut.Masalah secara global terjadi akibat semakin meningkatnya
kandungan karbon dioksida dan efek rumah kaca pada atmosfer dan mendorong
naiknya suhu permukaan laut (yang diduga juga menyebabkan pemutihan dan
kematian karang) serta meningkatkan derajat keasaman air laut. Air laut yang
semakin asam akan membuat ion karbonat berkurang sehingga menurunkan kemampuan
karang untuk membangun kerangka. Jika terumbu karang tidak dapat beradaptasi
maka akan mempengaruhi fungsi ekosistem terumbu karang dan struktur geologi
terumbu karang serta mempengaruhi fungsi pesisir dan juga akan mempengaruhi
masayarakat sekitar yang bergantung dari ekosistem terumbu karang
- Sosial Politik
Produksi
pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir,
kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang
kuat. Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu
penanaman. Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak
10%.Kejadian-kejadian diatas akan menimbulkan permasalahan baik penyebaran
penyakit maupun pengungsian-pengungsian
- Risiko Kesehatan
Cuaca
yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa memunculkan
penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan suhu dan
curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa
setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan
akan meningkat di negara tropis seperti Indonesia.
- Air
Ketersediaan
air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah tropik kering.
Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim kemarau
berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.
- Ekonomi
Kehilangan
lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan, bencana, dan
risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat
perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang
perubahan iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi. Stern mengatakan bahwa
dunia harus berupaya mengurangi emisi dan membantu negara-negara miskin untuk beradaptasi
terhadap perubahan iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi.Ia menjelaskan
bahwa dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk
mencegah hilangnya 5%-20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan
iklim.
Sumber gambar:
Gambar 1 NO di udara
http://www.google.com/imgres?sa=X&biw=1024&bih=497&tbm=isch&tbnid=LzXgnhHroFZ_FM%3A&imgrefurl=http%3A%2F%2Fgenrambai.blogdetik.com%2F2013%2F11%2F17%2Fiptek-solusi-untuk-fenomena-rumah-kaca%2F&docid=4yla2W1vaaflM&imgurl=http%3A%2F%2Fgenrambai.blogdetik.com%2Ffiles%2F2013%2F11%2F879947a548a58479172011291cfb0c3e_gas_rumah_kaca.jpg&w=480&h=554&ei=KZ8IU5SfBcWKrQe9t4CwAw&zoom=1&ved=0CLoBEIQcMB8&iact=rc&dur=807&page=3&start=20&ndsp=12 diunduh pada 22 Februari 2014
Gambar 2 Gas Rumah Kaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar