A. SIFAT FISIKA DAN
KIMIA
Partikulat debu melayang (Suspended
Particulate Matter/SPM) merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai
senyawaorganik dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat
kecil, mulai dari < 1 mikron sampai denganmaksimal 500 mikron. Partikulat
debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan
melayanglayangdi udara dan masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran
pernafasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadapkesehatan, partikel debu
juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai
reaksi kimia diudara. Partikel debu SPM pada umumnya mengandung berbagai
senyawa kimia yang berbeda, dengan berbagai ukuran danbentuk yang berbada pula,
tergantung dari mana sumber emisinya.
Karena Komposisi partikulat debu
udara yang rumit, dan pentingnya ukuran partikulat dalam menentukan pajanan,
banyakistilah yang digunakan untuk menyatakan partikulat debu di udara.
Beberapa istilah digunakan dengan mengacu pada metodepengambilan sampel udara
seperti : Suspended Particulate Matter (SPM), Total Suspended Particulate
(TSP), balack smake.Istilah lainnya lagi lebih mengacu pada tempat di saluran
pernafasan dimana partikulat debu dapat mengedap, sepertiinhalable/thoracic
particulate yang terutama mengedap disaluran pernafasan bagian bawah, yaitu
dibawah pangkaltenggorokan (larynx ). Istilah lainnya yang juga digunakan
adalah PM-10 (partikulat debu dengan ukuran diameter aerodinamik<10 mikron),
yang mengacu pada unsur fisiologi maupun metode pengambilan sampel.
B. SUMBER DAN
DISTRIBUSI
Secara alamiah partikulat debu dapat
dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari
muntahanletusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar
yang mengandung senyawa karbon akan murniatau bercampur dengan gas-gas organik
seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikulat debu melayang (SPM) juga
dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk
aerosolkompleks dari butir-butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaraan batu
bara, pembakaran minyak dan gas pada umunyamenghasilkan SPM lebih sedikit.
Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi
partikulat debu.
Demikian juga pembakaran sampah
domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM yang cukup
penting.Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan,
dapat menyebabkan abu berterbangan di udara,seperti yang juga dihasilkan oleh
emisi kendaraan bermotor.
Gambar 1. Abu terbang batu bara |
C. DAMPAK KETIDAKNORMALAN KADAR
PARTIKEL DEBU
1. Terhadap
Kesehatan Manusia
Inhalasi merupakan satu-satunya rute pajanan yang menjadi
perhatian dalam hubungannya dengan dampak terhadapkesehatan. Walau demikian ada
juga beberapa senjawa lain yang melekat bergabung pada partikulat, seperti
timah hitam (Pb)dan senyawa beracun lainnya, yang dapat memajan tubuh melalui
rute lain.
Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada
di udara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuranpartikulat debu bentuk padat
maupun cair yang berada diudara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran
partikulat debuyang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron
sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuranpartikulat debu sekitar 5 mikron
merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan
mengendapdi alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang
lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulatyang lebih besar
dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
Keadaan ini akan lebihbertambah parah apabila terjadi reaksi sinergistik dengan
gas SO2 yang terdapat di udara juga.
Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan
dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapatmenghalangi daya
tembus pandang mata (Visibility) Adanya ceceran logam beracun yang terdapat
dalam partikulat debu diudara merupakan bahaya yang terbesar bagi kesehatan.
Pada umumnya udara yang tercemar hanya mengandung logamberbahaya sekitar 0,01%
sampai 3% dari seluruh partikulat debu di udara Akan tetapi logam tersebut
dapat bersifat akumulatifdan kemungkinan dapat terjadi reaksi sinergistik pada
jaringan tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam yang terkandungdi udara
yang dihirup mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan dosis sama
yang besaral dari makanan atauair minum. Oleh karena itu kadar logam di udara
yang terikat pada partikulat patut mendapat perhatian.
Gambar 2. Paparan partikel debu 10 mikron |
2. Terhadap Ekosisem dan Lingkungan
Adanya partikel debu di udara, terutana partikel halus
(PM2.5) akan menyebabkan berkurangnya jarak pandang. Hal ini dapat dialami oleh
manusia dan juga hewan.
3. Terhadap
Tumbuhan
Pengaruh partikulat
terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk debunya, dimana debu tersebut
jika bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis akan membentuk kerak yang
tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali
dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu proses fotosintesis
pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran
CO2 dengan atmosfer. Akibatnya petumbuhan tanaman menjadi terganggu.
Gambar 3. Kondisi tumbuhan akibat eksploitasi batu bara |
4.
Terhadap
Hewan
Dampak adanya paparan partikel debu
pada tanaman juga berdampak pada hewan, terutama hewan herbivora. Adanya
paparan partikel debu yang mengandung zat toksik bagi hewan seperti aresen dan
magnesium akan mengakibatkan keracuran bagi hewan yang memakan tumbuhan
tersebut.
5.
Terhadap
Material
Partikulat atau partikel debu di
udara dapat mengotori udara. Penunpukan debu pada bangunan akan merusak nilai
estetika bangunan tersesbut.
D. PENGENDALIAN
1.
PENCEGAHAN
a) Dengan melengkapi alat penangkap
debu ( Electro Precipitator ).
b) Dengan melengkapi water sprayer
pada cerobong.
c) Pembersihan ruangan dengan sistim
basah.
d) Pemeliharaan dan perbaikan alat
penangkap debu.
e) Menggunakan masker.
2.
PENANGGULANGAN
a) Memperbaiki alat yang rusak.
Sumber Gambar:
Gambar 1. Abu terbang batu bara
(diakses pada tanggal 24 Februari 2014 pukul 22.04)
Gambar 2. Paparan partikel debu 10 mikron
(diakses pada tanggal 24 Februari 2014 pukul 22.06)
Gambar 3. Kondisi tumbuhan akibat eksploitasi batu bara
(diakses pada tanggal 24 Februari 2014 pukul 22.10)
(diakses pada tanggal 24 Februari 2014 pukul 22.10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar