A. SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidaksempurna dan karbon dioksida
(CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan
senyawa yang tidakberbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas
yang tidak berwarna. Senyawa CO mempunyaipotensi bersifat racun yang berbahaya
karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.
B. SUMBER DAN DISTRIBUSI
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara
alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida
yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir,
pegunungan, kebakaran hutan danbadai listrik alam.
Gambar 1. Sumber Karbon monoksida buatan |
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama
yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari
sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah
ini berasal dari kendaraanbermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan
sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaranbatubara dan
minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO (1992)
dinyatakan paling tidak90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi
kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehinggapara
perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya.
Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku
dapur rumah tangga dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapapenelitian ditemukan
kadar CO yang cukup tinggi didalam kendaraan sedan maupun bus.Kadar CO diperkotaan
cukup bervariasi tergantung dari kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakarbensin dan umumnya ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan dengan
jam-jam sibuk pada pagi dan malam hari.
Selain cuaca, variasi dari kadar CO juga dipengaruhi oleh
topografi jalan dan bangunan disekitarnya. Pemajanan CO dari udaraambien dapat
direfleksikan dalam bentuk kadar karboksi-haemoglobin (HbCO) dalam darah yang
terbentuk dengan sangatpelahan karena butuh waktu 4-12 jam untuk tercapainya
keseimbangan antara kadar CO diudara dan HbCO dalam darah. Olehkarena itu kadar
CO didalam lingkungan, cenderung dinyatakan sebagai kadar rata-rata dalam 8 jam
pemajanan. Data CO yangdinyatakan dalam rata-rata setiap 8 jam pengukuran
sepajang hari (moving 8 hour average concentration) adalah lebih
baikdibandingkan dari data CO yang dinyatakan dalam rata-rata dari 3 kali
pengukuran pada periode waktu 8 jam yang berbedadalam sehari. Perhitungan
tersebut akan lebih mendekati gambaran dari respons tubuh manusia terhadap keracunan
CO dariudara.
Karbon monoksida yang bersumber dari dalam ruang (indoor)
terutama berasal dari alat pemanas ruang yang menggunakanbahan bakar fosil dan
tungku masak. Kadar nya akan lebih tinggi bila ruangan tempat alat tersebut
bekerja, tidak memadai ventilasinya. Namun umumnya pemajanan yang berasal dari
dalam ruangan kadarnya lebih kecil dibandingkan dari kadar COhasil pemajanan
asap rokok.Beberapa Individu juga dapat terpajan oleh CO karena lingkungan
kerjanya. Kelompok masyarakat yang paling terpajan olehCO termasuk polisi lalu
lintas atau tukang pakir, pekerja bengkel mobil, petugas industri logam,
industri bahan bakar bensin,industri gas kimia dan pemadam kebakaran.
Pemajanan CO dari lingkungan kerja seperti yang tersebut
diatas perlu mendapat perhatian. Misalnya kadar CO di bengkelkendaraan bermotor
ditemukan mencapai setinggi 600 mg/m3 dan didalam darah para pekerja bengkel
tersebut bisamengandung HbCO sampai lima kali lebih tinggi dari kadar nomal.
Para petugas yang bekerja dijalan raya diketahuimengandung HbCO dengan kadar
4–7,6% (porokok) dan 1,4–3,8% (bukan perokok) selama sehari bekarja. Sebaliknya
kadarHbCO pada masyarakat umum jarang yang melampaui 1% walaupun studi yang
dilakukan di 18 kota besar di Amerika Utaramenunjukan bahwa 45 % dari
masyarakat bukan perokok yang terpajan oleh CO udara, di dalam darahnya
terkandung HbCOmelampaui 1,5%. Perlu juga diketahui bahwa manusia sendiri dapat
memproduksi CO akibat proses metabolismenya yangnormal. Produksi CO didalam
tubuh sendiri ini (endogenous) bisa sekitar 0,1-1% dari total HbCO dalam darah.
C. DAMPAK DARI KETIDAKNORMALAN KADAR
CO
1.
Terhadap Kesehatan Manusia
Gambar 2. Pengikatan karbon monoksida oleh hemoglobin |
Karakteristik
biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan
haemoglobin, pigmen seldarah merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat
ini menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang200 kali lebih
stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang
relatif lambat menyebabkan terhambatnyakerja molekul sel pigmen tersebut dalam
fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa
berakibatserius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu,
metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler jugadapat terganggu dengan
adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan CO sangat berbahaya
bagi orang yangtelah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah
periferal yang parah.
Dampak dari
CO bervasiasi tergangtung dari status kesehatan seseorang pada saat terpajan
.Pada beberapa orang yangberbadan gemuk dapat mentolerir pajanan CO sampai
kadar HbCO dalam darahnya mencapai 40% dalam waktu singkat.Tetapi seseorang
yang menderita sakit jantung atau paru-paru akan menjadi lebih parah apabila
kadar HbCO dalam darahnyasebesar 5–10%.Pengaruh CO kadar tinggi terhadap sistem
syaraf pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun respon
darimasyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar rendah dan dalam
jangka waktu panjang, masih sedikit diketahui.Misalnya kinerja para petugas
jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi adanya perubahan kecil
dalamlingkungannya yang terjadi pada saat yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya dan membutuhkan kewaspadaan tinggi dan terus menerus, dapat
terganggu/terhambat pada kadar HbCO yang berada dibawah 10% dan bahkan sampai
5% (hal inisecara kasar ekivalen dengan kadar CO di udara masing-masing sebesar
80 dan 35 mg/m3) Pengaruh ini terlalu terlihat padaperokok, karena
kemungkinan sudah terbiasa terpajan dengan kadar yang sama dari asap rokok.
Beberapa
studi yang dilakukan terhadap sejumlah sukarelawan berbadan sehat yang
melakukan latihan berat (studi untukmelihat penyerapan oksigen maksimal) menunjukkan
bahwa kesadaran hilang pada kadar HbCO 50% dengan latihan yanglebih ringan,
kesadaran hilang pada HbCO 70% selama 5-60 menit. Gangguan tidak dirasakan pada
HbCO 33%, tetapi denyutjantung meningkat cepat dan tidak proporsional. Studi
dalam jangka waktu yang lebih panjang terhadap pekerja yang bekerjaselama 4 jam
dengan kadar HbCO 5-6% menunjukkan pengaruh yang serupa terhadap denyut
jantung, tetapi agak berbeda.
Hasil studi
diatas menunjukkan bahwa paling sedikit untuk para bukan perokok, ternyata ada hubungan
yang linier antaraHbCO dan menurunnya kapasitas maksimum oksigen.Walaupun kadar
CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut
jantung, ritme jantungmenjadi abnormal, gagal jantung, dan kerusakan pembuluh
darah periferal, tidak banyak didapatkan data tentang pengaruhpemajanan CO
kadar rendah terhadap sistim kardiovaskular.
Hubungan yang
telah diketahui tentang merokok dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner
menunjukkan bahwa COkemungkinan mempunyai peran dalam memicu timbulnya penyakit
tersebut (perokok berat tidak jarang mengandung kadarHbCO sampai 15 %). Namun
tidak cukup bukti yang menyatakan bahwa karbon monoksida menyebabkan penyakit
jantungatau paru-paru, tetapi jelas bahwa CO mampu untuk mengganggu transpor
oksigen ke seluruh tubuh yang dapat berakibatserius pada seseorang yang telah
menderita sakit jantung atau paru-paru.
Studi
epidemiologi tentang kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung dan kadar
CO di udara yang dibagi berdasarkanwilayah, sangat sulit untuk ditafsirkan.
Namun dada terasa sakit pada saat melakukan gerakan fisik, terlihat jelas akan
timbulpada pasien yang terpajan CO dengan kadar 60 mg/m3, yang menghasilkan
kadar HbCO mendekati 5%. Walaupun wanitahamil dan janin yang dikandungnya akan
menghasilkan CO dari dalam tubuh (endogenous) dengan kadar yang lebih
tinggi,pajanan tambahan dari luar dapat mengurangi fungsi oksigenasi jaringan
dan plasental, yang menyebabkan bayi dengan beratbadan rendah. Kondisi seperti
ini menjelaskan mengapa wanita merokok melahirkan bayi dengan berat badan lebih
rendah darinormal. Masih ada dua aspek lain dari pengaruh CO terhadap kesehatan
yang perlu dicatat. Pertama, tampaknya binatangpercobaan dapat beradaptasi
terhadap pemajanan CO karena mampu mentolerir dengan mudah pemajanan akut pada
kadartinggi, walaupun masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Kedua, dalam
kaitannya dengan CO di lingkungan kerja yangdapat menggangggu pertubuhan janin
pada pekerja wanita, adalah kenyataan bahwa paling sedikit satu jenis
senyawahidrokarbon-halogen yaitu metilen khlorida (dikhlorometan), dapat
menyebabkan meningkatnya kadar HbCO karena adametobolisme di dalam tubuh
setelah absorpsi terjadi.
Karena
senyawa diatas termasuk kelompok pelarut (Sollvent) yang banyak digunakan dalam
industri untuk menggantikankarbon tetrakhlorida yang beracun, maka keamanan
lingkungan kerja mereka perlu ditinjau lebih lanjut.
Kadar CO
|
Waktu Kontak
|
Dampak Bagi Tubuh
|
≤ 100 ppm
|
Sebentar
|
Dianggap Aman
|
± 30 ppm
|
8 jam
|
Menimbulkan Pusing dan Mual
|
± 1000 ppm
|
1 jam
|
Pusing dan Kulit Berubah Kemerahan
|
± 1300 ppm
|
1 jam
|
Kulit Merah Tua dan Pusing Hebat
|
> 1300 ppm
|
1 jam
|
Dapat Menimbulkan Kematian
|
1. Terhadap Ekosistem dan Lingkungan
Tidak ditemukan laporan mengenai dampak langsung CO
terhadap lingkungan ekosistem. Secara tidak langsung CO dapat mendorong
percepatan produksi NO2 pada rantai reaksi yang menghasilkan
troposferik O3 yang
merupakan pencemar sekunder yang dapat menimbulkan dampak terhadap
tumbuh-tumbuhan.
2. Terhadap Tumbuhan
Bagi
tumbuhan, kadar CO sebesar 100 pp pengaruhnya hampir tidak ada khususnya
tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO sebesar 200 ppm dengan waktu kontak 24 jam
dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas terutama yang
terdapat pada akar tumbuhan (Anonim, 2008)
3. Terhadap Hewan
Ketika terhirup, gas ini
terserap ke dalam darah bergabung dengan hemoglobin membentuk
karboksihemoglobin,mengurangi kadar oksigen dalam darah. Banyak kasus keracunan
karbon monoksida seperti contoh pada anjing sama efeknya pada manusia. Pada
kondisi kebakaran, hewan juga dapat terkena paparan karbonmonoksida. Terlalu
lama terpapar karbonmonoksida dapat menyebabkan hypoxemia dan kematian
4. Terhadap Material
Karbon monoksida dapat melarutkan
logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan dan bersifat korosif sehingga merusak material dan
bangunan
D. PENGENDALIAN
1. PENCEGAHAN
D.1.1 Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi dan KIR
kendaraan secara berkala.
c) Memasang filter pada knalpot.
D.1.2 Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada cerobong asap.
b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan
pengujian secara berkala.
c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar
CO rendah.
D.1.3 Manusia
Apabila kadar
CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 10.000 ug/Nm3 udara dengan
rata-ratawaktu pengukuran 24 jam ) maka untuk mencegah dampak kesehatan
dilakukan upaya-upaya:
a) Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker
gas.
b) Menutup / menghindari
tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti sumur tua , Goa , dll.
E. PENANGGULANGAN
a) Mengatur
pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan exhaust-fan.
b) Bila
terjadi korban keracunan maka lakukan :
· Berikan pengobatan atau pernafasan
buatan
· Kirim segera ke rumah sakit atau
puskesmas terdekat
Sumber Gambar:
Gambar 1. Sumber
karbon monoksida buatan
Gambar 2. Pengikatan karbon monoksida oleh hemoglobin
Sumber lain:
http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF (diakses pada tanggal 22 Februari 2014
pukul 09.39)
http://elsari.wordpress.com/2010/02/06/dampak-pencemaran-udara-terhadap-lingkungan-dan-manusia/(diakses
pada tanggal 23 Februari 2014 pukul 22.34)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar